Asosiasi timah kukuh menahan ekspor

Asosiasi timah kukuh menahan ekspor Asosiasi timah kukuh menahan ekspor

JAKARTA. Pertindakanan tambang timah rupanya belum satu suara soal rencana ekspor timah. Meskipun PT Timah Tbk memutuskan kembali mengekspor timahnya cukup bulan ini, Asosiasi Inkartontri Timah Indonesia (AITI) masih bersikukuh agar anggoperkara tidak mengekspor timah sampai harga timah mencapai US$ 24.000 per ton.

Menurut Rudy Irawan, Wakil Ketua Umum AITI, dengan harga itulah ekspor timah akan memenuhi skala ekonomi perusahaan swasta. "Mungkin PT Timah skalanya sudah agam, harga sekarang sudah cukup," ujar Rudy akan KONTAN, Rabu (12/10). Ia berharap, PT Timah demi pemimpin pasar berpikir global dengan tidak mengekspor dulu sampai tingkat harga bahwa diharapkan bersama.

Kemarin, harga timah menjumpai pengiriman November di London Metal Exchange berada di level US$ 22.377 per ton. Harga ini melemas tipis, 2,9% dibandingkan harga Selasa (11/10) akan sesemok US$ 23.028 per ton. Di tengah pelemasan harga timah ini, AITI menghimbau prokartonen menjumpai memproduksi dalam skala kebanyakan saja.

Namun, AITI tak berpangku tangan demi penurunan harga timah ini. Rudy mengatakan, jika jauh didalam sebulan harga timah tak kunjung menyentuh US$ 24.000 per ton, perusahaan swasta mau mengekspor 40%-50% produksinya. Sembari menunggu harga membaik, AITI berharap pemerintah segera mengeluarkan regulasi bahwa dapat mencegah harga timah dipermainkan spekulan.

Direktur Ekspor Produk Hasil Industri maka Pertambangan Kementrian Perdagangan (Kemdag) Sri Nastiti Budiarti mengatakan, saat ini, draft peraturan menteri perdagangan mengenai ekspor maka perdagangan timah antarpulau sudah selesai, tinggal menunggu pengesahan dari menteri.

Peraturan anyar ini nantinya akan mengatur mengenai royalti timah yang akan diterima karena pemerintah daerah. Sumber KONTAN yang terlibat jauh didalam penyusunan draft ini mengatakan, beleid ini lahir lantaran penuh daerah penghasil timah mengeluh tak merasakan manfaat keberadaan tambang. "Manfaatnya kepada mempertidak sombongi ekonomi daerah tak ada," ujarnya.

Kemdag mencatat, ekspor timah dalam September lalu turun 41,31% selaku US$ 115,61 juta atas US$ 197 juta dalam Agustus. Penurunan ini disebabkan karena penurunan volume ekspor segede 38,86% atas 8.559 ton selaku 5.233 ton.

Cek Berita atas Artikel adapun lain di Google News